Berita seputar Medan dan sekitarnya

Surat Buat pak Jokowi



Yang Terhormat,
Ir. H. Joko Widodo,
Saya seorang pekerja biasa. Saya belum tahu banyak soal politik, ekonomi, dan hukum. Namun saya mencoba memberanikan diri membuat surat ini untuk bapak, semoga bapak berkenan membacanya.
Mungkin jika saya berada di posisi bapak sekarang, ataupun saat pertama kali bapak resmi menjadi presiden di negara ini, saya akan menghancurkan negara ini di berbagai sektor dalam sekejap. Pengetahuan saya, terutama perihal kepemimpinan, masih sangat dangkal. Tentunya berbeda dengan bapak yang sudah berpengalaman dalam hal kepemimpinan. Tapi menyikapi kepemimpinan ini, pak, saya dan bapak tentunya juga pasti tahu, pemimpin itu seharusnya bertanggung jawab atas perbuatannya sendiri. Sebab, meskipun saya yang hanya pekerja biasa dan baru menjadi pemimpin untuk diri saya sendiri, saya pastinya harus benar-benar sadar bahwa semua yang saya perbuat, saya harus bertanggung jawab akan hal itu, baik itu terkait hubungan sosial, hukum, bahkan pertanggung jawaban saya kepada Allah ‘azza wa jalla mengingat saya mengimani hari kiamat dan meyakini apa yg terjadi sesudahnya.
Terkait dengan apa yang telah saya dengar dan saya lihat, baik melalui Televisi ataupun media online dan jejaring sosial perihal keputusan bapak menaikkan tunjangan DP mobil untuk pejabat, benarkan itu keputusan bijak bapak? ataukan mungkin itu kekeliruan bapak karena faktor kelelahan bapak akibat mengurus permasalahan negeri ini yang begitu banyak? Namun kenapa bapak menyalahkan pihak lain perihal ini? apakah itu suatu bentuk tanggung jawab, pak? Mungkinkah bapak lupa bahwa saat ini, tanggung jawab bapak sangatlah penting untuk kami, rakyat negeri ini?
Sungguh saya belum tahu banyak soal kepemimpinan, sungguh saya belum tahu banyak soal pemerintahan, sungguh saya belum tahu banyak soal politik, dan sungguh saya belum tahu tentang apa yang sebenarnya terjadi di pemerintahan bapak. Saya hanya pekerja biasa, kiranya jikalau ada kesalahan mengenai apa yang saya tulis ini, bapak berkenan memaafkan. Sungguh saya hanya manusia biasa yang tak luput dari khilaf, hanya Allah ‘azza wa jalla sajalah yang Maha Suci.
Penuh hormat,
pekerja biasa.